Satuan
Acara Pengajaran (SAP)
Topik :
Cara istirahat dan Tidur
Sasaran : Pasien ibu post partum
Jumlah sasaran : 1
Hari/Tanggal :
Kamis, 21 November 2018
Waktu :
10:30
Tempat : Ruang Ayyub 1 bad 124
Pengajar :
Yulianti Widya Lika Amanda
1.
Tujuan
Instruksional Umum : untuk memenuhi suatu asuhan keperawatan pada ibu post
partum
2.
Tujuan
instruksional khusus: memahami tentang teori istirahat dan tidur
3.
Kegiatan
belajar mengajar
Tahap
|
Kegiatan Penyuluhan
|
Media/alat, metode penyuluhan
|
Waktu
|
|
Tim Penyuluhan
|
Ibu Nifas
|
|||
Pendahuluan
|
1. Memberikan
salam
2. Memperkenalkan
diri
3. Menjelaskan
maksut dan tujuan di adakan penyuluhan
|
Ikut berpartisipasi dan mau memperhatikan penyuluhan
|
ceramah
|
5 menit
|
Inti
|
Penyampaian materi
|
Ibu tau dan mengerti tentang materi yang di sampaikan
|
Lembar balik
|
5 menit
|
Penutup
|
1. Kesimpulan
2. Tanya
jawab
3. Kuisioner
|
Menjelaskan bagi ibu yang kurang jelas terhadap materi
yang di sampaikan
|
Tanya Jawab
|
3
menit
|
4.
Media dan
Alat yang di gunakan
· leafleat
· Lembar
Balik
· Spidol
5.
Materi Pengajaran
A.
Kebutuhan
Dasar Masa Nifas ( Istirahat )
Istirahat
pada ibu nifas merupakan keadaan ibu nifas yang tenang, relaks tanpa tekanan
emosional dan bebas dari kegelisahan (ansietas). (Narrow, 1967 : 1645)
Istirahat
yang memuaskan bagi ibu yang baru melahirkanmerupakan masalah yang sangat
penting sekalipun kadang-kadang tidak mudah dicapai.Keharusan ibu untuk
beristirahat sesudah melahirkan memang tidak diragukan lagi, kehamilan dengan
beban kandungan yang berat dan banyak keadaan yang menganggu lainnya, plus
pekerjaan bersalin, bukan persiapan yang baik dalam menghadapi kesibukan yang
akan terjadi padahal hari-hari postnatal akan dipengaruhi oleh banyak hal :
begitu banyak yang harus dipelajari ASI yang diproduksi dalam
payudara, kegembiraan menerima kartu ucapan selamat, karangan bunga, hadiah-hadiah
serta menyambut tamu, dan juga kekhawatiran serta keprihatian yang tidak ada
kaitannya dengan situasi ini. dengan tubuh yang letih dan mungkin pula
pikiran yang sangat aktif, ibu sering perlu diingatkan dan dibantu agar
mendapatkan istirahat yang cukup.
1.
IstirahatMalam
Selama
satu atau dua malam yang pertama, ibu yang barumelahirkanmungkin memerlukan
obat tidur yang ringan. Biasanya dokter akan memberikannya jika benar-benar
diperlukan. Kerapkali tubuhnya sendiri yang mengambil alih fungsi obat tidur
ini dan ia benar-banar tidur lelap sehingga pemeriksaan tanda-tanda vital serta
fundus uteri hanya sedikit mengganggunya. Sebagian ibu menemukan bahwa
lingkungan yang asing baginya telah mengalihkan perhatiannya dan sebagian
lainnya merasa terganggu oleh luka bekas episiotomi sehingga semua ini akan
menghalangi tidurnya ketika pengaruh pembiusan sudah hilang. Rasa nyeri atau
terganggu selalu memerlukan pemeriksaan dan analgesik dapat diberikan sebelum
pasien menggunakan obat tidur.
Setelah
hari kedua postnatal, pemberian obat tidur pada malam hari biasanya sudah tidak
dibutuhkan lagi dan tidak dianjurkan jika ibu ingin menyusui bayinya pada malam
hari. Ibu harus dibantu agar dapat beristirahat lebih dingin dan tidak
diganggu tanpa alasan. Hal-hal kecil yang menarik perhatiannya seperti suara
pintu yang berderik atau bunyi tetesan air dari keran harus dilaporkan pada
siang harinya sehingga dapat di atasi sebelum suara-suara tersebut mengganggu
tidur ibu.
Ibu
yang baru melahiranyang tidak dapat tidur harus diobservasi dengan ketat
dan semua keadaan yang di temukan harus dilaporkan pada dokter. Insommia
merupakan salah satu tanda peringatan untuk psikosis nifas.
2.
Istirahat
Siang
Waktu
siang hari di rumah sakit tidak perlu terlalu diprihatinkan, namun banyak orang
mengatakan hal tersebut harus pulang ke rumah untuk bisa beristirahat merupakan
pernyataan yang sering terdengar dan petugas yang terlibat dalam unit asuhan
maternitas harus mendengarkan serta mencari mengapa keluhan tersebut bisa
terjadi.
Pada
hampir setiap rumah sakit bersalin, periode istirahat yang jelas perlu
disediakan secara teratur dan kerapkali di perlukan selama satu jam sebelum
makan siang tirai ditarik, radio dimatikan, staf keperawatan harus bekerja
tanpa suara, tamu yang ingin berkunjung dilarang dan panggilan telpon tidak
diteruskan kepada pasien kecuali benar-benar mendesak. Ibu harus dibantu untuk
mengatur sendiri bagaimana memanfaatkan waktu istirahat ini: berbaring
telungkup (mungkin dengan bantal di bawah panggulnya ) untuk membantu drainase
uterus jika posisi nyaman baginya.Periode istirahat ini umumnya memberikan
manfaat fisik maupun psikologis yang sangat besar. Beberapa rumah sakit
mengulangi waktu istirahat yang jelas pada sore harinya.
B.
Kebutuhan
Dasar Masa Nifas ( Tidur )
Definisi
dari tidur yang sehat yang dapat diterima oleh umum adalah kuantitas dan
kualitas dari tidur yang diperlukan untuk menjaga kesigapan selama bangun
(selama tidak tidur).
Pola
tidur diatur oleh saraf pusat di otak yang bernama Super Chiasmatic Nucleus.
Pola tidur pada umumnya dapat dibago dua, yaitu tidur dengan gerakan mata tidak
cepat atau yang diknal dengan Non Rapid eye Movement dapat disingkat dengan NON
REM.
Dan satu kondisi yang lain adalah Rapid eye movemen atau REM. Pada orang dewasa tidur NON REM berganti dengan tidur REM terjadi setiap hampir rata-rata satu setengah jam.
Tidur NON REM biasanya terjadi pertama menjelang tidur dan dapat memakan waktu 75 - 80 % dari waktu tidur. Tidur NON REM dibagi dalam dibagi dalam 4 tahap dan ini sejalan dengan kedalam tidur.
Dan satu kondisi yang lain adalah Rapid eye movemen atau REM. Pada orang dewasa tidur NON REM berganti dengan tidur REM terjadi setiap hampir rata-rata satu setengah jam.
Tidur NON REM biasanya terjadi pertama menjelang tidur dan dapat memakan waktu 75 - 80 % dari waktu tidur. Tidur NON REM dibagi dalam dibagi dalam 4 tahap dan ini sejalan dengan kedalam tidur.
Tidur
REM yang memakan waktu kira-kira 20 -25 % dari tidur orang dewasa , Tidur REM
ini olah para ahli diduga bertanggung jawab terdapat rasa lumpuhnya otot otot .
(Bobak, 1998)
Masa nifas berkaitan dengan gangguan pola tidur, terutama
segera setelah melahirkan. 3 hari pertama dapat merupakan hari yang sulit bagi
ibu akibat penumpukan kelelahan karena persalinan dan kesulitan beristirahat
karena perineum. Nyeri perineum pasca partus berkolerasi erat dengan durasi
kala II persalinan. Rasa tidak nyaman di kandung kemih, dan perineum, serta
gangguan bayi, semuanya dapat menyebabkan kesulitan tidur, yang dapat
mempengaruhi daya ingat dan kemampuan psikomotor. Secara eoritis pola tidur
kembali mendekati normal dalam 2 / 3 minggu setelah persalinan, tetapi ibu yang
menyusui mengalami gangguan pola tidur yang lebih besar.
C.
Dampak
Kurang Istirahat dan Tidur
Kurang
istirahat Akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal:
a. Mengurangi
jumlah AS1 yang di produksi
b.Memperlambat
proses involusio uterus dan meningkatkan perdarahan
c. Menyebabkan
depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri.
D.
Cara
istirahat pada malam hari
Ada
beberapa hal yang dapat Anda coba lakukan untuk lebih mudah tertidur di malam
hari:
a. Pergi
ke tempat tidur dan bangun di saat sama setiap hari.
b. Jangan
makan makanan berat kurang dari tiga jam sebelum pergi tidur. Hindari kopi,
teh, minuman kola, alkohol dan merokok. Jika Anda lapar, makan biskuit atau
pisang. Minum segelas susu hangat setengah jam sebelum tidur.
c. Mengelola
tidur, coba tip berikut :
o Untuk
Berhenti bekerja setidaknya sejam sebelum waktu tidur dan baca buku atau
dengarkan musik menenangkan. Buat ruangan tenang, redup dan sejuk
o Untuk
Jika tak bisa tertidur dalam 30 menit, bangun dan pergi ke ruangan lain dan
baca. Jangan menonton TV
o Untuk
Jika kepala anda penuh dengan tugas untuk esok harinya, taruh buku catatan di
samping tempat tidur dan catat
E.
Kegunaan
atau Fungsi dari Istirahat dan Tidur Yang Cukup:
a. Regenerasi
sel-sel tubuh yang rusak menjadi baru.
b. Memperlancar
produksi hormon pertumbuhan tubuh.
c. Mengistirahatkan
tubuh yang letih akibat aktivitas seharian.
d. Meningkatkan
kekebalan tubuh kita dari serangan penyakit.
e. Menambah
konsentrasi dan kemampuan fisik.
F.
Pola
Istirahat
a. Anjurkan
ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.
b. Sarankan
ibu untuk kembali ke kegiatan-kagiatan rumah tangga biasa.
G.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Tidur
1).
Penyakit
Seseorang
yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak dari normal. Namun
demikian, keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau tidak dapat tidur.
Misalnya pada pasien dengan gangguan pernafasan seperti asma, bronkitis,
penyakit kardiovaskuler, dan penyakit persarafan.
2).
Lingkungan
Pasien
yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman, kemudian terjadi
perubahan suasana seperti gaduh maka akan menghambat tidurnya.
3).
Motivasi
Motivasi
dapat memengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan untuk tetap bangun dan
waspada menahan kantuk.
4).
Kelelahan
Apabila
mengalami kelelahan dapat memperpedek periode pertama dari tahap REM.
5). Kecemasan
5). Kecemasan
Pada
keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatis sehingga mengganggu
tidurnya.
6).
Alkohol
Alkohol
menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum alcohol dapat
mengakibatkan insomnia dan lekas marah.
7).
Obat-obatan
Beberapa
jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara lain :
Diuretik
: menyebabkan insomnia
Anti
depresan : supresi REM
Kafein
: meningkatkan saraf simpatis
Beta
bloker : menimbulkan insomnia
Narkotika
: mensuspensi REM
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar